Mungkin kita sangat peduli bahwa
membakar sampah menghasilkan asap yang berbahaya, merokok menghasilkan asap
bagi perokok dan orang-orang di sekitarnya dan tentu saja amat berbahaya bagi
kesehatan. Penggunaan kayu sebagai bahan bakar juga akan menghasilkan asap yang
sama resikonya bagi pencemaran udara. Akan tetapi kita melupakan kendaraan yang
setiap hari bertambah bahkan di setiap rumah bisa memiliki lebih dari satu
kendaraan padahal asap knalpot kendaraan ini adalah penyumbang devisa
pencemaran tertinggi selain cerobong asap pabrik.
![]() |
Asap kendaraan yang berbahaya/www.vemale.com |
Kenyataan ini amat jauh dari
penilaian secara umum yang terkesan dilupakan, entah karena memang kendaraan
ini sumber devisa karena pajak kendaraan yang cukup tinggi intensitasnya, atau
karena perjanjian kerjasama antara pemerintah dan pihak eksportir kendaraan
yang tentu saja akan memberikan lebih banyak keuntungan secara finansial namun
tidak memperhatikan begitu sumpek dan pengapnya udara di ibukota. Akibatnya
asap kendaraan yang mengandung karbon monoksida di mana zat ini merupakan gas
beracun bagi penghisapnya yang setiap hari harus kita temukan.
Apakah yang dihasilkan dari kendaraan bermotor?
Kendaran bermotor baik sepeda motor maupun mobil dan semua kendaraan menggunakan mesin, hakekatnya mereka mengeluarkan gas buang. Gas buang ini jika terlalu banyak menyembur berbentuk asap. Asap tersebut disebabkan karena pembakaran yang tidak sempurna dalam kendaraan. Meskipun kendaraan saat ini sudah dianggap aman, faktanya tingkat polusi di kota-kota besar didominasi oleh asap kendaraan bermotor.
Kendaran bermotor baik sepeda motor maupun mobil dan semua kendaraan menggunakan mesin, hakekatnya mereka mengeluarkan gas buang. Gas buang ini jika terlalu banyak menyembur berbentuk asap. Asap tersebut disebabkan karena pembakaran yang tidak sempurna dalam kendaraan. Meskipun kendaraan saat ini sudah dianggap aman, faktanya tingkat polusi di kota-kota besar didominasi oleh asap kendaraan bermotor.
Selain karena asap kendaraan menimbulkan pemanasan global, gas buangan
kendaraan bermotor mengandung zat-zat yang beracun. Hal inilah yang
membuat udara di perkotaan sangatlah kotor dan membuat sesak napas. Nah,
apa sajakah yang dikeluarkan oleh asap kendaraan bermotor? Langsung
saja kita simak yang pertama:
- Nitrogen (N | tidak berbahaya bagi kesehatan)
- Karbon dioksida (CO2 | tidak berbahaya bagi kesehatan)
- Uap air (H2O | tidak berbahaya bagi kesehatan)
- Karbon monoksida (CO | berbahaya bagi kesehatan)
- Nitrogen Oksida (NOx | berbahaya bagi kesehatan)
- Sulfur Oksida (SOx | berbahaya bagi kesehatan)
- Timbal (Pb | berbahaya bagi kesehatan)
- Belerang Oksida (SOx | berbahaya bagi kesehatan)
- Asbes (berbahaya bagi kesehatan)
- Dan berbagai macam logam berat yang berbahaya bagi kesehatan seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel, dan zink.
Gas tersebut diakibatkan oleh pembakaran tidak sempurna. Jika terlalu sering dihirup, asap kendaraan dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan dan berujung pada kanker paru-paru.
Akan tetapi memang kebijakan
masuknya kendaraan ke dalam negeri tentu saja akan sejalan dengan besarnya
permintaan konsumen dalam negeri. Di mana kita dapat melihat diagram
pertumbuhan kendaraan bermotor setiap tahun mengalami kenaikan yang cukup
signifikan. Meskipun menurut pemerintah hal itu menunjukkan bahwa rakyat
Indonesia mulai sejahtera karena bisa membeli kendaraan bermotor meski dengan
cara kredit sekalipun.
Namun berbeda dengan negara
eropa, contohnya Belanda, ketika kita menyaksikan kebijakan negara tersebut
memang sangat membatasi kendaraan bermotor dengan alasan mengurangi pencemaran
udara, dan akibatnya, udara yang bersih dan suasana yang nyaman karena
sedikitnya asap di udara menjadikan kualitas hidup mereka menjadi lebih baik.
Memang, adapula produsen
kendaraan bermotor berdalih mereka dapat mengurangi emisi asap dengan
tekhnologi yang canggih. Akan tetapi faktanya tingkat pencemaran udara justru
semakin hari semakin meningkat. Tidak saja pemborosan bahan bakar, pencemaran
sisa-sisa kendaraan seperti minyak pelumas bekas yang jika dibiarkan semakin
lama semakin mematikan ekosistem di negara ini.
Meskipun segala macam upaya untuk
mengurangi pencemaran dengan program penanaman seribu pohon sekalipun, tetap
akan kontradiktif dengan semakin padatnya volume asap di lingkungan kita karena
kendaraan-kendaraan yang setiap hari selalu bertambah.
Lalu bagaimana semestinya
pemerintah mengatasi persoalan asap kendaraan ini?
Sudah cukup banyak penelitian dan
pengujian tekhnologi untuk mengurangi polusi asap, misalnya dengan menghasilkan
kendaraan-kendaraan yang minim emisi, dan penanaman sejuta pohon, akan tetapi
upaya ini akan menjadi sia-sia manakala arus kendaraan yang masuk tidak
dibatasi, padahal kondisi ini semakin lama semakin memperparah kondisi kebersihan
udara, oleh karena itu menyiapkan kendaraan umum yang benar-benar ramah
lingkungan akan sangat penting, meskipun saat ini sudah berjalan akan tetapi
ternyata belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Membatasi kendaraan pribadi hanya
bagi kepentingan yang penting, misalnya jika satu keluarga bekerja dengan jarak
yang cukup jauh mungkin memerlukan satu mobil karena di dalamnya dapat
menampung semua anggota keluarga sekaligus. Meski mobilitas mereka terganjal
kemacetan yang parah di jalan raya. Namun demikian masalah kemacetan ini lambat
laun akan teratasi jika kendaraan dikurangi.
Melarang penggunaan kendaraan
pribadi ketika bekerja di tempat yang tidak terlalu jauh, hal ini akan dapat
mengurangi penggunaan bahan bakar dan emisi kendaraan selain itu juga sangat
menyehatkan.
Para birokrat dan pejabat
memberikan contoh bagaimana berpola hidup yang elegan dan sederhana dengan memilih
bersepeda ria atau berkendaraan umum dari pada memperbanyak kendaraan di rumah
padahal kendaraan tersebut tidak terlalu penting untuk mobilitas.
Andaikan saja mobilitas tidak
dapat dijangkau dengan sepeda maka kendaraan berenergi listrik harus semakin digalakkan
penggunaannya. Tapi lagi-lagi masalah energi listrik pun menjadi masalah baru. Lalu, kira-kira sampai kapan Indonesia bebas bencana asap? Lihat saja nanti.
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar