Iya juga ya sebenarnya kalau namanya hobi tentang
tanaman tidak semuanya sama, ada yg lebih suka ngampar di pekarangan,
ada yang langsung di polybag. Tentu alasannya juga beragam. Kalau di pekarangan
atau halaman rumah pastinya karena memang ada lahan yang bisa ditanami. Lain
halnya kalau tidak ada lahan yang dipakai untuk bertanam ria, tentu saja media
polybag atau pot cukup membantu melepaskan hasrat menanam. Entah itu hanya
sekedar tanaman bunga seperti yang biasa mbak-mbak kerjakan di rumah, ada pula
yang sengaja menanam sayuran dan bumbu masak di pekarangan rumah dengan media
polybag tersebut. Ya, seperti Walikota Surabaya Ibu Tri Rismaharini yang akrab
di telinga media massa, yang sempat heboh karena kebiasaannya memanfaatkan
pekarangan rumah dan kantornya dengan tanaman-tanaman bermanfaat.
Saya teringat sewaktu masih SMA dulu, di mana saya
waktu itu memang hobi menanam bunga baik di pot maupun di pekarangan rumah.
Tapi ee tahu-tahu ditegur bahkan ada sebagian bunga saya yang dibuang begitu
saja. Padahal bunga itu juga tidak mudah mencarinya, harus blusukan (ala
Jokowi) ke beberapa rumah tetangga dan teman yang juga mengoleksi bunga. Pantas
saja saya pernah disebut cowok berhoby cewek. Wah, jadi jatuh harga diri saya
gara-gara sebutan itu. Badan saya aja maco kog malah mengurus bunga-bungaan.
Teringat pula pesan bapak, katanya mending menanam
sayuran dan bumbu dapur di pekarang dari pada menanam bunga. Apa alasannya Pak?
tanyaku. Yo nek kowe nandur kembang kan ora iso dimanfaatke tapi bedo lek
kowe nandor sayuran opo bumbu masak. Pesti kanggone akeh. Dengan logat Jawa
yang amat kental sang Bapak memberikan pesan tersebut karena pengalaman beliau
yang suka menanam sayuran.
Makanya, setelah saya mendapatkan pesan tersebut
langsung saja saya ndeder (menyemai) bibit sedapatnya, bisa terong, cabai atau
sledry bahkan sekarang yang lagi kondang tanaman sawi dan bunga kol yang bisa
juga ditanam di dalam polybag atau pot. Lalu setelah bibit siap tanam baru saya
tanam di tempat yang sudah saya persiapkan.
Kembali kepada melestarikakn tanaman produktif, dimana
sejatinya ada banyak tanaman yang dapat kita budidayakan di dalam lahan
pekarangan kita. Entah di dalam pot, polybag, paralon, atau gelas-gelas atau
botol minumal ringan yang banyak bertebaran di TPA atau di kotak sampah. Tentu
saja faktor telaten itupun harus dimiliki oleh penyuka hobi tanaman. Karena
dengan cara memungut sampah tersebut sejatinya dia sudah memanfaatkan barang
bekas dengan membuatnya menjadi bermanfaat.
Bisa langsung dengan media tanah, bisa juga dengan
media air dengan sebutan hydroponik. Itu semua merupakan media untuk
menyalurkan hoby terhadap tanaman hias. Tidak melulu bunga yang dijadikan bahan
penghias pekarangan.
Kira-kira manfaat manakah menanam tanaman produktif
seperti sayur dan bumbu masak di pekarangan dibandingkan menanam bunga? Tentu
saja banyak perbedaannya. Pertama jika kita menanam bunga kalau bunga itu tidak
untuk dijual alias hanya koleksi dan pajangan maka selamanya bunga itu tidak
menghasilkan, bahkan lama-lama juga akan diganti dengan yang baru karena
semakin lama semakin tua dan pemiliknya ikut bosan. Beda halnya dengan menanam
sayuran atau bumbu masak, tentu manfaatnya selain sebagai penghias halaman,
juga dapat dimanfaatkan oleh siapa saja. Kalau kita merasa sudah cukup dengan
bumbu dan berniat menjual maka tanaman itu kalau banyak pasti menghasilkan
uang. Dan terus menerus berbuah hingga beberapa kali. Seperti cabai dan terong
yang dapat dipanen beberapa kali sampai tanaman mati. Tapi berbeda dengan
sayuran seperti sawi, bunga kol dan sledry cukup sekali tanam dan sekali itu
pula dipanen. Jika ingin menanam lagi tentu saja harus melakukan pembibitan
ulang.
Cukup ribet ya? ya itulah namanya hobi, tapi bagi
siapa saja yang menyukai tanaman, tentu hati pelakunya akan lebih tenang, ayem
dan nggak banyak pikiran. Karena pengalaman saya ketika kita mau membudidayakan
tanaman di sekitar kita pertama kita mendapat hiburan murah karena ketenangan
ketika menghadapi tanaman-tanaman kita. Kedua kita mendapatkan penghasilan jika
tanaman yang kita budidayakan membuahkan hasil yang banyak.
Tapi kalau kita ingin membudidayakan bunga, tentu saja
bunga-bunga yang layak dijadikan hiasan namun biasanya harganya cukup mahal.
Sehingga jarang sekali orang yang mau membudidayakannya.
Cukup itu saja tulisan saya, sekedar sharing
pengalaman mudah2an membuka cakrawala kita bahwa sekecil apapun pekarangan
sejatinya harus dimanfatkan semaksimal mungkin. Selain lingkungan bersih, sehat
tentu saja menghasilkan. Dan ada bonus tambahan sebagai sarana hiburan.
Salam